Senin, 29 Oktober 2012

Emosi dan Motivasi

  MOTIVASI
1.      Pengertian Motivasi
Motif diartikan sebagai kekiatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force. Hal hal yang mempengaruhi motif adalah motivasi. Jadi motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.
*   Abraham Maslaw berpendapat bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan bersal dari sumber genesis atau naluriah.
*   Floyd L. Ruch berpendapat bahwa motivasi manusia sangat kompleks dan dapat mempengaruhi manusia dalam tiga cara:
a.      Motif memungkinkan pola rangsang dari luar diri manusia mengalahkan rangsangan lain yang menyainginya
b.      Motif dapat membuat seseorang terikat dalam satu kegiatan tertentu sehingga ia dapat menemukan objek atau situasi khusus diluar dirinya.
c.       Motif dapat menimbulkan kekuatan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih berat.
2.      Klasifikasi Motif
*   Sartain, membagi motif menjadi 2 golongan:
a.      Physiological Drive : Dorongan yang bersifat fisiologis. Jika kebutuhan dorongan terpenuhi maka seseorang menjadi tenang. Contoh; rasa lapar, haus, lelah dll.
b.      Social Motives : Dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat seperti dorongan estetis, dorongan ingin selalu berbuat baik (etika)
*   Woodworth, membagi motif menjadi 2 golongan:
a.      Unlearned Motives : Motif yang timbul disebabkan oleh kekurangan-kekurangan atau kebutuhan-kebutuhan dalam tubuh.
b.      Learned Motives: merupakan aspek-aspek yang disadari meliputi motif-motif untuk mendekatkan diri dan menjauhkan diri dari sesuatu.
3.      Macam-Macam Motivasi
Menurut Sardiman (2005:89-91), motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: Motivasi Intrinsik dan motifasi ekstrinsik. Motifasi intrinsik adalah hal atau keadaan yang berasal dari dalam diri individu sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Sedang motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu.
4.      Konflik Motif
Konflik motif merupakan suatu keadaan dimana dua motif atau lebih yang muncul berbarengan dan membutuhkan pemenuhan. Menurut kurt lewin ada tiga macam konflik motif antara lain, konflik angguk-angguk, konflik geleng-geleng dan konflik geleng angguk.
5.      Pengukuran Motif
Karena motif tidak dapat diamati maka kita mengukurnya dengan mengidentifikasi beberapa indikator antara lain adalah Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwanya) untuk mencapai tujuan. Ketabahan, keuletan, kemauannya dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan. Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita – citanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. Tingkat kualifikasi dari prestasi, produk atau output yang dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak). Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatannya (like or dislike, positif atau negatif).
B.     EMOSI
1.      Pengertian Perasaan
Teori skolastik menganggap perasaan itu sebagi stadium awal dari keinginan namun belum ada aktifitas, teori biologis peradaan itu adalah memberikan nilai kepada pengamatan, yaitu merupakan gaya gerak untuk perbuatan reaktif.
2.      Macam-Macam Perasaan
stern membedakan perasaan menjadi 3 golongan anntara lain adalah, perasaan presens, perasaan yang menjangkau maju, dan perasaan yang berkaitan dengan waktu yang telah lampau. Sedang menurut Bigot dkk(1950) perasaan terbagi atas: perasaan keinderaan dan perasaan psikis atau kejiwaan. Perasaan psikis dalam hal ini terbagi atas perasaan intelektual, perasaan kesusilaan, perasaan keindahan, perasaan sosial atau kemasyarakatan, perasaan harga diri dan perasaan ketuhanan.
3.      Pengertian Emosi
Menurut Daniel Goleman (1995) emosi adalah sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Menurut Chaplin (1989) emosi adalah sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencangkup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan tingkah laku.
4.      Perbedaan Perasaan dengan Emosi
Perbedaan emosi dan perasaan antara lain: pertama pada emosi mempunyai intensitas lebih kuat dari perasaan. Kedua emosi dapat menimbulkan gangguan organis, sedang perasaan tidak dapat menimbulkan gangguan organis
5.      Teori Emosi Perfier Vs Teori Emosi Sentral
teori perifer yang dikemukakan oleh James-Lange menyatakan bahwa Gejala kejasmanian bukanlah akibat emosi yang dialami individu, tetapi emosi merupakan akibat gejala kejasmanian. Menurut teori ini, orang orang tidak menangis karena susah, tetapi sebaliknya, ia susah karena menangis. sedangkan Pada teori sentral yang dikemukakan oleh Cannon gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami individu, misalnya: orang yang marah kejasmaniannya meliputi jantung berdebar, pernafasan cepat, dan mata merah.
6.      Pengukuran Emosi
Emosi dapat diukur melalui beberapa alat diantaranya, Sphygmomanometer, Lie Detector, dan Psikogalvanometer
*   Sphygmomanometer, Alat ini mengukur tekanan darah yang terjadi pada orang. Menurut Blate, dalam percobaannya menemukan bahwa orang yang terkejut ternyata tekanan darahnya meningkat, maka Blate mengambil kesimpulan pada saat orang mengalami emosi, tekanan darahnya meningkat.
*   Lie Detector sering digunakan untuk meneliti kejahatan-kejahatan. Alat ini mempunyai alat pencatat otomatis, sehingga perubahan-perubahan fisik karena emosi dapat dilihat dalam catatan tersebut catatannya disebut polygraf. Alat ini dapat mengukur intensitas emosi, tetapi jenis emosinya tidak dapat dideteks.
Psikogalvanometer Alat ini mengukur GSR (Galvanic Skin Response). Tujuannya untuk melihat adanya perubahan elektris pada permukaan kulit. Pada saat orang mengalami emosi, ia mengeluarkan keringat. Keringat mengandung asam dan garam, sehingga mampu mengalirkan listrik pada alat tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar